Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum (kanan) bersama anggota
Presidium Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI)
Reni MArlinawati saat mengikuti pelantikan kader KAHMI di Jakarta,
Selasa (5/2/2013). Terkait desakan mundur dari kursi Ketua Umum Parrtai
Demokrat, Anas tidak mau menanggapinya. Ia mengatakan lebih
berkonsentrasi menjalankan organisasi dan konsolidasi mempersiapkan
pencalegan.
JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah sempat bungkam di
hadapan media, Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum akhirnya
berbicara soal polemik di tubuh partainya. Menurut Anas, tak tepat kata
nonaktif digunakan untuk menggambarkan kondisinya saat ini.
"Bukan
dinonaktifkan sebagai ketua umum, tidak ada penonaktifan," ujar Anas
kepada wartawan saat ditemui hendak keluar dari kediamannya di Jalan
Teluk Langsa, Duren Sawit, Jakarta Timur, Sabtu (9/2/2013) pagi.
Anas
mengatakan, mekanisme yang dilaksanakan Partai Demokrat kali ini telah
sesuai dengan hierarki dan konstitusi partai. Oleh sebab itu, Anas
menganggap sah-sah saja Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Ketua
Dewan Pembina Partai Demokrat mengambil alih kepemimpinan partai
tersebut.
"Sesuai dengan hierarki dan konstitusi partai. Jadi pegangannya adalah konstitusi partai," ujarnya.
Kepada
wartawan, Anas tidak bicara banyak tentang masa depannya di partai
bentukan SBY tersebut. Setelah wawancara singkat dari dalam mobil Nissan
Elgrand bernomor polisi B 1683 NKP, Anas menutup kaca mobil dan melaju
pergi. "Sudah ya, saya jalan dulu. Hari ini saya mau ke Banten, ada
kegiatan di DPC Lebak, Banten," katanya.
Pada Jumat (8/2/2013)
malam, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono
menyatakan mengambil alih kepemimpinan partai tersebut. SBY juga meminta
agar Anas fokus pada kasus hukum yang saat ini tengah ditangani Komisi
Pemberantasan Korupsi.
Editor : Laksono Hari W
Sumber : http://nasional.kompas.com
0 comments:
Post a Comment