Health

Strengthening Exercises
Strengthening exercises (latihan penguatan) untuk sistem muskular memiliki peran yang sangat penting (esensial) dalam fisioterapi dan dalam retraining (pemulihan) setelah injury/cidera dengan berbagai tipe cidera olahraga. Pemahaman tentang metode training yang beragam merupakan kebutuhan yang paling penting untuk efektifitas pengobatan.
Strength (kekuatan) otot sangat bergantung pada diameter otot tersebut. Latihan yang sistematik dapat menghasilkan adaptasi otot terhadap stimulus training. Adaptasi yang terjadi adalah Hipertropi otot – hipertropi otot adalah berkembangnya ketebalan otot dan meningkatnya diameter otot. Dampak dari latihan tersebut adalah setiap serabut otot akan meningkat massanya. Peningkatan jumlah serabut otot juga dapat terjadi. Adanya ketegangan selama kontraksi dapat memberikan stimulus untuk meningkatkan diameter otot.
Lehmann, Hettinger, Muller, dan ahli lainnya telah membagi strengthening exercise kedalam 2 kelompok fundamental berdasarkan kerja otot yaitu statik dan dinamik. Secara normal, dalam aktivitas sehari-hari jarang terlihat adanya aktivitas otot yang benar-benar statik atau benar-benar dinamik ; malahan banyak ditemukan adalah kombinasi antara statik dan dinamik yang dikenal sebagai kontraksi otot auxotonic.
Ada 2 tipe latihan lainnya yaitu strengthening exercise eksentrik dan strengthening exercise isokinetik – kedua-duanya dapat dibedakan. Strength (kekuatan) maksimum dari otot dapat dicapai dengan menggunakan semua tipe latihan tersebut. Derajat, intensitas, durasi, dan frekuensi dari ketegangan otot yang dihasilkan dapat menentukan peningkatan strength (kekuatan) otot.
Semua tipe latihan harus digunakan dalam proporsi yang tepat pada beberapa olahraga atletik. Penekanan latihan harus bervariasi sesuai dengan jasmani/fisik atlit, kondisi atlit, dan tipe olahraga. Faktor-faktor penyeimbang dan kompensasi juga harus dipertimbangkan dalam menentukan program training yang seimbang. Hal ini khususnya pada cabang olahraga atletik yang memerlukan pola gerakan unilateral atau menghentikan gerakan yang berulang-ulang sebanyak seribu kali, seperti gimnastik, tolak peluru, lempar lembing, dan tennis.
Fase Pertama : selama immobilisasi pada Extremitas yang injury/cidera
  1. Latihan isometrik dan isotonik pada extremitas yang sehat.
  2. Latihan isometrik yang hati-hati pada extremitas yang injury/cidera. Latihan isotonik dapat diberikan pada sendi didekat extremitas yang injury/cidera. Latihan ini dimulai setelah nyeri hilang/menurun.
  3. Latihan sirkulasi-respirasi-metabolik untuk memelihara fungsi sistem tersebut selama immobilisasi.
 Fase Kedua : Setelah Gerakan diperbolehkan; Partial Stress
  1. Latihan isometrik pada extremitas yang injury/cidera dan yang sehat.
  2. Latihan isotonik melawan tahanan yang kuat untuk extremitas yang sehat.
  3. Isotonik training pada extremitas yang injury/cidera. Pertama dengan tanpa beban, kemudian melawan berat tubuhnya sendiri, kemudian melawan manual resistance.
  4. Latihan otot auxotonic, seperti latihan dalam air, remedial walking (berjalan) didalam air, dan latihan yang menggunakan peralatan sling.
  5. Latihan sirkulasi, latihan pernapasan dan latihan metabolik yang ditingkatkan.
 Fase Ketiga : Setelah Full Stress diperbolehkan
  1. Maximal stress dengan latihan isometrik dan isotonik pada kedua extremitas, konsentrasi pada extremitas yang injury.
  2. Latihan auxotonic training untuk kedua extremitas dengan konsentrasi pada extremitas yang injury. Juga latihan dalam air dengan tahanan melawan alat pelampung.
  3. Latihan gerakan-gerakan kompleks 3-dimensi.
  4. Remedial berjalan, berlari, dan melompat untuk injury pada extremitas bawah. Latihan remedial dengan menggunakan alat-alat untuk injury pada extremitas atas (seperti bola-bola dengan ukuran dan berat yang beragam, palang, dumbbell, dan lain-lain). Universal Gym training untuk meningkatkan elastisitas, arah gerakan dan skill-skill motorik yang halus.
  5. Latihan-latihan untuk olahraga tertentu – pertama partial stress kemudian maximal stress – dan permulaan konditioning training, digabung dengan normal training pada waktunya, dalam keterbatasan-keterbatasan yang pengaruhi oleh nasihat pelatih
Sumber : http://www.ilmufisioterapi.info

0 comments:

Post a Comment